“Tuhan belum memberi Anda kekayaan, karena Anda belum siap kaya.”
Beberapa menit setelah itu, seorang teman lain – sebut saja Si X – memberi komentar:
“Jadi jangan paksakan diri. Lebih baik syukuri apapun kondisi dan posisi kita dengan penuh kesabaran.”
Sekilas,
komentar Si X ini memang terkesan sangat baik dan luar biasa. Kita pun
mungkin sudah sering – bahkan terbiasa – mendengar komentar atau ucapan
seperti itu, bukan?
Tapi tahukah Anda, komentar seperti itulah yang sering membuat hidup kita sulit untuk sukses?
“Kok bisa? Bukankah ucapan seperti itu sangat bagus dan terpuji?”
Saya
katakan TIDAK! Ucapan seperti itu justru menunjukkan sebuah kepasrahan,
menerima nasib secara tak berdaya. Memang ada kata SYUKURI di dalamnya.
Tapi sebenarnya, itu BUKAN bersyukur dalam arti sebenarnya!
Agar lebih jelas, coba Anda simak cerita berikut ini.
Katakanlah
si A sedang butuh jam tangan. Tapi dia tak punya uang untuk membelinya.
Tiba-tiba ada orang bernama B yang memberikan jam tangannya secara
gratis pada A. Pasti si A sangat BERSYUKUR, mengucapkan terima kasih
kepada B.
Tapi
setelah mendapatkan jam tangan, si A tidak memanfaatkannya. Bahkan dia
melupakan dan menyimpannya di tempat yang sangat tersembunyi.
Lantas suatu hari, si B bertanya pada A, “Mana jam tangan pemberianku? Kok tidak dipakai?”
“Hehe… maaf. Benda itu saya simpan, tapi lupa di mana. Saya bahkan sudah lupa kalau kamu pernah memberi jam tangan pada saya.”
* * *
Teman…
Seandainya Anda adalah B, bagaimana perasaan Anda ketika menerima jawaban seperti itu? Pasti sangat kecewa, bahkan mungkin tersinggung, bukan? Anda pasti merasa si A TIDAK BERTERIMA KASIH atas pemberian Anda.
Seandainya Anda adalah B, bagaimana perasaan Anda ketika menerima jawaban seperti itu? Pasti sangat kecewa, bahkan mungkin tersinggung, bukan? Anda pasti merasa si A TIDAK BERTERIMA KASIH atas pemberian Anda.
Sebaliknya,
bila si A memanfaatkan jam tangan tersebut sebaik-baiknya untuk
membantu dirinya sendiri menjadi orang yang lebih baik, maka Anda akan
sangat senang, menganggap si A telah BERSYUKUR atas pemberian Anda.
Teman…
Selama ini kita mungkin terlanjur mengartikan SYUKUR sebatas ucapan saja. Persis seperti kisah si A di atas yang mengucapkan terima kasih kepada si B yang memberikan hadiah jam tangan padanya. Kita mungkin sering berkata:
Selama ini kita mungkin terlanjur mengartikan SYUKUR sebatas ucapan saja. Persis seperti kisah si A di atas yang mengucapkan terima kasih kepada si B yang memberikan hadiah jam tangan padanya. Kita mungkin sering berkata:
“Alhamdulillah saya punya tangan dan kaki yang lengkap.”
“Alhamdulillah orang tua saya kaya raya.”
“Alhamdulillah, saya punya bakat menulis yang besar.”
Kita SERING merasa bahwa itulah cara bersyukur yang baik dan benar. Padahal makna syukur yang sebenarnya tidaklah sebatas itu.
Bila
kita sekadar berterima kasih kepada Tuhan atas pemberianNya berupa
bakat menulis kepada kita, tapi setelah itu kita sama sekali tidak
berusaha memanfaatkan bakat menulis tersebut untuk meningkatkan kualitas
diri kita, maka ketahuilah bahwa Tuhan kecewa pada kita. DIA menganggap
kita tidak berterima kasih. DIA menggolongkan kita sebagai hambaNya
yang tidak bersyukur!
* * *
Jadi Teman…
BERSYUKUR adalah sebuah konsep di dalam kehidupan kita yang memiliki TIGA UNSUR sebagai berikut:
BERSYUKUR adalah sebuah konsep di dalam kehidupan kita yang memiliki TIGA UNSUR sebagai berikut:
Mengucapkan terima kasih kepada si pemberi.
Memanfaatkan pemberian tersebut sebagai modal untuk meningkatkan kualitas diri kita.
Tidak
menyesali apapun yang belum kita miliki, tapi memanfaatkan apapun yang
sudah kita miliki sebagai modal untuk meningkatkan kualitas diri kita.
Ketiga unsur tersebut harus ada. Tidak boleh ada yang kurang!
Nah, sekarang kita coba kembali ke komentar teman pada status Facebook di atas:
“Jadi jangan paksakan diri. Lebih baik syukuri apapun kondisi dan posisi kita dengan penuh kesabaran.”
Saya
yakin Anda mulai bisa menemukan keanehan bahkan kelucuan pada kalimat
di atas. Dalam persepsi saya, kalimat itu memiliki makna:
“Apa dan bagaimanapun kondisi kita, lebih baik bersabar saja. Terima saja apa adanya.”
Anda tentu setuju, kalimat atau pola pikir seperti di ataslah yang membuat hidup kita sulit untuk maju.
Kita sering menganggap bahwa “merasa kurang” identik dengan “tidak bersyukur.”
Bila
ada orang yang berkata, “Saya belum puas bila hanya punya motor. Saya
ingin punya mobil juga,” sebagai orang yang tidak bersyukur atas motor
yang telah dimilikinya.
Kita sering menganggap bahwa “tidak puas” identik dengan “tidak bersyukur”. Padahal keduanya beda!
“Lho, bedanya di mana?”
Tidak
puas adalah sesuatu yang baik, sangat positif dan luar biasa, bila kita
barengi dengan menjalankan tiga unsur bersyukur seperti yang sudah
ditulis di atas. Lagipula, bukankah ketidakpuasan yang sering membuat
banyak orang termotivasi untuk menciptakan berbagai inovasi baru dalam
hidup kita?
Sedangkan tidak bersyukur adalah:
Menyesali
atau mengeluhkan hal-hal yang belum dimilikinya, lalu merasa dia tidak
bisa berbuat apapun bila hal-hal tersebut belum berhasil dia miliki.
Tidak mau memanfaatkan apapun yang sudah dia miliki untuk meningkatkan kualitas dirinya.
Dia sibuk menyesali nasibnya, tapi tidak pernah mau berusaha untuk mengubah nasib.
Jadi Teman-teman Sekalian…
Bila selama ini hidup kita belum sukses juga, namun kita merasa sudah bersyukur atas segala pemberian Tuhan kepada kita, maka percayalah bahwa sebenarnya kita belum bersyukur. Yang kita lakukan selama ini mungkin hanya menjalankan unsur syukur urutan 1, yakni MENGUCAPKAN TERIMA KASIH.
Bila selama ini hidup kita belum sukses juga, namun kita merasa sudah bersyukur atas segala pemberian Tuhan kepada kita, maka percayalah bahwa sebenarnya kita belum bersyukur. Yang kita lakukan selama ini mungkin hanya menjalankan unsur syukur urutan 1, yakni MENGUCAPKAN TERIMA KASIH.
Apakah mengucapkan terima kasih saja cukup untuk membuat kita menjadi sukses? Jawabannya TIDAK!!!
Bila ingin sukses, kita harus menjalankan TIGA UNSUR SUKSES tersebut sekaligus, jangan sampai ada yang terlewat!
Semoga bermanfaat, dan salam sukses Gan (^_^)
menarik dicopy: http://edy-sant.blogspot.com/
menarik dicopy: http://edy-sant.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar